Tuesday, January 18, 2011

Kita Mahasiswa Tidak Buta!




Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.

Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna?
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga?

Orang berkata “ Kami punya maksud baik “
Dan kita bertanya : “ Maksud baik saudara untuk siapa ?”

Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.

Dan kita di sini bertanya :
“Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?”

Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah menjadi milik orang-orang di kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang di import
tidak cocok lagi petani yang sempit tanahnya.

Tentu saja kita bertanya :
“Maksud baik saudara untuk siapa ?”

Kita Mahasiswa tidak buta.
Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas, kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
Ataukah akan menjadi alat penindasan ?
Kita menuntut jawaban

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Dan Malam tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.

Tetapi pertanyaan-pertanyaan kita tidak akan mereda.
Yang akan muncul di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Senantiasa hari baru akan menjelma.

Pertanyaan-pertanyaan kita akan menjadi hutan.
Atau masuk ke kali
Akan menjadi ombak di samudra.

Di bawah matahari yang ini, kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita
Memihak yang mana??


Puisi Pertemuan Mahasiswa
W.S Rendra
Jakarta 1 Desember 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi..



No comments: